Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarkatuh

Rabu, 27 April 2016

SK DIRJEN PENDIS TENTANG NRG LULUSAN SERTIFIKASI 2015

Selamat buat sahabat guru yang telah mengikuti Sertifikasi Guru Tahun 2015. Kini, Surat Keputusan tentang Penetapan Nomor Registrasi Guru telah dikeluarkan oleh Dirjen Pendis Kementerian Agama Republik Indonesia Tertanggal 28 Maret 2016. Bagi Sahabat Guru yang menginginkan file SK tersebut bisa DOWNLOAD di Blog kami. Silahkan kunjungi dan DOWNLOAD SK-nya sekarang juga.
caranya sangat gampang dan mudah, tinggal klik aja link di bawah ini.

SK Penetapan NRG Lulusan 2015

Lampiran SK Penetapan NRG 2015 Nusa Tenggara Barat

SUKSES SELALU BUATMU GURU
BANGUNLAH MADRASAH MENJADI LEBIH BAIK
JADIKAN KAMI GENERASI ISLAMI YANG AKAN MENERUSKAN PERJUANGAN MANUSIA TERBAIK SEPANJANG MASA
"MUHAMMAD SAW"

Selasa, 19 April 2016

Materi Fiqih Kelas IV Semester 1

Mata Pelajaran Fiqih adalah salah satu muatan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Mata Pelajaran Fiqih dipelajari di kelas I sd VI di Madrasah Ibtidaiyah. Dalam uraian materi Fiqih dibagi dalam 2 kelompok yaitu semester 1 dan semester 2. Pada kesempatan ini, saya bagi materi untuk semester 1yang memuat tentang zakat fitrah, manfaat zakat fitrah yang dilengkapi dengan nash dari Al Quran dan Hadist. Sekarang saya pengen bagi khususnya pada sahabat guru dalam pengajarannya. Mudah-mudahan ada BERKAH. untuk lebih jelasnya silakan download link di bawah ini :
https://drive.google.com/open?id=0BwX-aDSN99czYUtFZy1qbUdHOFU

Senin, 18 April 2016

Karomah Ruma Sehe Dompu

Kambali Dompu Mantoi – Sebagai seorang ulama yang sangat dekat dengan Allah, seorang Ruma Sehe pasti memiliki banyak kisah karomah. Sebagaimana Ulama-ulama Islam lainnya, Ruma Sehe pastilah diberikan kelebihan berupa karomah oleh Allah yang tidak diberikan kepada orang biasa.
Sebut saja Syekh Abdul Ghani Al-Bimawi Al-Jawi, begitu banyak kisah tentang karomah yang dimiliki oleh kakek dari Syekh Mahdali atau Sehe ‘Boe – ulama kharismatik di Dompu hingga Bima – ini. Di Dompu, pengaruh Ruma Sehe sangat besar bahkan melebihi pengaruh Sangaji (Raja Dompu). Pengaruh itu bahkan bukan hanya sebatas di Dompu, bahkan masyarakat Bima sebagai suku yang serumpun dengan Dompu pun menghormati dan memuliakan seorang Ruma Sehe dan keturunannya. Sebab dahulu, salah seorang Ruma Sehe, yakni Syekh Subuh pernah menjadi hakim agung dalam struktur Kerajaan Islam Bima.
Penghormatan dan pengagungan masyarakat Dompu dan juga Bima terhadap Ruma Sehe sebagai Ulama dapat terlihat hingga kini. Ketika disebut namanya, masyarakat pasti akan berbondong-bondong mengirimkan bacaan Surah Al-Fatihah. Semua itu tidak lain karena penghormatan mereka pada ulama, orang yang dianggap sebagai yang paling taqwa kepada Allah. Hingga kokok ayam pertama menjelang subuh oleh orang Bima dan Dompu dikatakan: koko janga Ruma Sehe (Kokok ayam Tuan Syaikh). Hal ini berasal dari anggapan bahwa Ruma Sehe begitu awal bangun bahkan mungkin mereka tidak tidur sepanjang malam karena sibuk beribadah mendekatkan diri pada Allah. Kokok ayamnya saja sebagai pertanda telah masuk waktu subuh, lebih dini dari ayam lain.
Misalnya saja, menurut kisah, karomah Syekh Abdul Ghani kakek dari Syekh Mahdali (Sehe ‘Boe), secara ajaib pernah menyebabkan Ka’bah miring hanya karena kopiah beliau terpasang miring. Ceritanya, dalam satu majelis di Masjidil Haram beliau sedang berada dengan sejumlah ulama. Seorang di antara mereka merasakan keanehan, melihat Ka’bah miring. Ia pun menyampaikan hal itu kepada pimpinan majelis. Semula para ulama, teman-teman Syekh Abdul Ghani bingung. Tapi pimpinan majelis melihat ke Syekh Abdul Ghani seraya berkata,”Ada orang amat saleh di antara kita.” Dia lalu meminta Syekh Abdul Ghani meluruskan kopiahnya. Setelah kopiah Syekh Abdul Ghani ke posisinya, Ka’bah pun tegak seperti semula.
Dalam kisah lain disebutkan, suatu waktu Syekh Abdul Ghani sedang duduk dalam satu majelis di Masjidil Haram. Pemimpin majelis tiba-tiba mengajukan pertanyaan nyeleneh kepada Syekh Abdul Ghani tentang Allah. “Syekh Abdul Ghani, menurut tuan Allah sedang melakukan apa sekarang?” bertanya pimpinan majelis. Syekh Abdul Ghani tidak langsung menjawab pertanyaan tersebut. Sejurus beliau diam, lalu berkata, “Tuan, boleh kita bertukar tempat?” kata Syekh Abdul Ghani seraya meminta ketua majelis turun dari mimbar, untuk kemudian Syekh Abdul Ghani duduk di tempat tersebut. Setelah di mimbar, Syekh Abdul Ghani berkata, “adapun yang dilakukan Allah adalah baru saja menggeser posisi duduk saya dengan tuan.” Pimpinan majelis menyatakan puas dan kagum pada Syekh Abdul Ghani.
Kemampuan Syekh Abdul Ghani mengetahui sesuatu sebelum ditunjukkan atau mengerti tanpa belajar dikatakan memiliki ilmu laduni. hanya ulama-ulama yang sudah benar-benar hubullah atau cinta Allah yang bisa memiliki ilmu tersebut. Dalam satu perjalanan ibadah haji dari Mekah ke Madinah, Syekh Abdul Ghani pernah mendapat keajaiban. Beliau berjalan dengan beberapa orang dalam rombongan. Di tengah perjalanan, rombongan itu menemukan sesosok mayat yang membusuk. Teman-teman Syekh Abdul Ghani menjauhi mayat itu karena bau. Sebaliknya Syekh Abdul Ghani mengurus mayat tersebut dan menguburkannya. Ketika Syekh Abdul Ghani hendak menutup lubang kubur, mayat itu tiba-tiba berbicara dan memberitahukan sejumlah rahasia kepada Syekh Abdul Ghani. Mayat itu ternyata jelmaan malaikat. Salah satu rahasia tersebut adalah jawaban dari sayembara unik yang diselenggarakan oleh Pemerintah Khilafah Utsmaniyyah yang akan digelar di Mekah. Saat itu, Negara Islam Khilafah Utsmaniyyah memerintah wilayah dari Maroko sampai Kesultanan-kesultanan di Nusantara. Hijaz (Jazirah Arab) adalah salah satu Provinsi Khilafah Utsmaniyyah. Sekembalinya ke Mekah, Syekh Abdul Ghani mengikuti sayembara itu dan di luar dugaan ternyata mampu menebak isi bungkusan yang disodorkan kepadanya. Yakni berupa tulisan Surat Al-Ikhlas. Atas kemampuannya, Syekh Abdul Ghani memperoleh tanah wakaf dari Syarif Mekah, gubernur (Arab: wali) Khilafah Utsmaniyyah untuk wilayah Hijaz.
.
Rahasia Karomah Para Ruma Sehe
Rahasia karomah seorang ulama sejatinya adalah karena kedekatan mereka pada Allah. Dan kedekatan ini hanya dapat dibangun dengan bertaqwa pada-Nya. Yakni mematuhi Syariah Islam yang telah diturunkan oleh Allah SWT. Mematuhi Syariah artinya menjauhi seluruh larangan Allah dan melaksanakan seluruh perintah Allah. Zaman dahulu, tidaklah mengherankan kita banyak menemukan ulama dengan karomah dari Allah. Mengapa? Sebab dahulu Syariah Islam masih tegak secara sempurna seluruhnya oleh institusi pelaksananya.
Sebagaimana Imam Al-Ghazali menulis di dalam kitabnya Iqthishad fi al i’tiqad bahwa institusi penjaga (yakni pelaksana) Syariah Islam adalah Ash sulthan (baca: Kekuasaan, Negara). Negara itu menurut hadis Rasul, berbentuk Sistem Khilafah yang berbeda dengan sistem demokrasi kapitalis maupun demokrasi sosialis. Negara Khilafah ini pernah berdiri selama 13 abad lamanya dan tidak pernah hilang dari muka Bumi keculai setelah Inggris menghancurkannya dan secara resmi menghapuskannya pada 3 Maret 1924. Keberhasilan Inggris ini adalah hasil dari usaha keas kaum Yahudi dan Kristen selama hampir sepuluh Abad lamanya. Dan baru berhasil dilaksanakan lewat agen mereka, Mustafa Kemal Attaturk.
Adapun di Dompu, Syariah Islam telah diterapkan oleh Kerajaan Islam Dompo atau Kesultanan Dompo. Wajar jika manusia bisa bertaqwa, bisa dekat dengan Allah. Karena manusia dapat dengan mudah melaksanakan perintah Allah dan dipaksa oleh negara untuk meninggalkan seluruh larangan-Nya. Para Ruma Sehe bahkan merupakan individu yang menjadi tumpuan pengawalan dalam penerapan Syariah Islam di Dompu dan juga Bima. Jasa mereka sangat besar bagi Dou Sapaju Dana Dompu dalam penerapan Syariah Islam oleh negara. Ketika penguasa keliru dalam kebijakannya, para Ruma Sehe-lah orang pertama yang akan mengoreksi mereka agar penguasa itu kembali mematuhi Syariah Islam. Wajar jika Allah sangat mencintai Ruma Sehe dan memberikan keistimewaan untuk mereka berupa karomah. Kecintaan Allah pada mereka mengakibatkan manusia juga mencintai mereka. Barangsiapa dicintai oleh penduduk langit pasti akan dicintai pula oleh penduduk Bumi.
Kedekatan para Ruma Sehe dengan Allah inilah rahasia karomahnya. Ketika seorang manusia dekat dengan Allah, maka Allah akan selalu hadir menjaganya, Allah akan mengabulkan doanya dan menolongnya ketika manusia itu memohon pertolongan. Dalam sebuah hadis Qudsi, Allah berfirman:
“Barangsiapa menghinakan kekasih-Ku (wali-Ku), ia telah terang-terangan memusushi-Ku. Wahai anak adam, engkau tidak akan mendapatkan apa saja yang ada pada-Ku kecuali dengan melaksanakan perkara yang telah Aku fardhukan kepadamu. Hamba-Ku yang terus menerus mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan melaksanakan ibadah sunnah, maka Aku pasti akan mencintainya. Maka (jika Aku telah mencintainya) Aku akan menjadi hatinya yang ia berpikir dengannya, Aku akan menjadi lisannya yang ia berbicara dengannya, Aku akan menjadi matanya yang ia melihat dengannya. Jika ia berdoa kepada-Ku, maka pasti Aku akan mengabulkannya. Jika ia meminta kepada-Ku, maka pasti aku akan memberinya. Jika ia meminta pertolongan kepada-Ku maka pasti Aku akan menolongnya.” (Hadis riwayat Imam Ath Thabrani dalam Kitab Al-Kabiyr).
.
Karomah Sehe ‘Boe
Banyak cerita masyarakat mengenai karomah para ruma sehe. Ada cerita yang mengatakan bahwa mereka dapat hadir shalat di Masjidil Haram, dapat berpindah tempat dari Dompu ke Makkah secara ghaib, dll. Namun semua cerita itu menurut MADA semuanya tidak dapat dipertanggungjawabkan. Semuanya hanya klenik yang berbahaya bagi aqidah seorang muslim. Namun saya menemukan satu karomah luar biasa yang dimiliki oleh Para Ruma Sehe, termasuk Ruma Sehe Mahdali. Yakni ketundukan manusia kepadanya.
Tahukah anda bahwa ketundukan dan kepatuhan orang lain kepada seorang Ulama adalah termasuk karomah? Karena tidak semua orang yang berbicara agama akan diikuti perintah atau ucapannya. Orang biasa yang berbicara, sangat berbeda hasilnya dengan ucapan dari ulama. Meskipun topik yang dibahas sama dan dalil yang diucapkannya tak beda.
Ketaqwaan, kedekatan dengan Allah azza wa jalla, dan juga kecintaannya pada Allah itulah yang membuat seorang manusia karomah dalam ucapannya. Meskipun retorikanya tidak lincah, meskipun teknik penyampaiaannya biasa saja. Dalam hal ini, Ruma Sehe Mahdali rahimahullah memiliki semuanya. Sehingga beliau begitu dihormati, ucapannya diikuti, perintahnya ditaati, teladannya dicontohi. Begitu kita menyebut namanya maka ribuan orang akan langsung membacakan Al-Fatihah untuknya. Itulah karomah beliau. Jadi, tak perlu mencari-cri cerita klenik atas karomah beliau.
.
Kita Bisa ‘Menciptakan’ Orang Dengan karomah Seperti Syekh Mahdali
Patut kita bertanya, sistem apakah yang kemudian menghasilkan kualitas orang seperti Ruma Sehe dengan keluasan ilmunya, juga dengan ketaqwaan dan kecintaannya pada Allah?
Ingat, bahwa mereka hidup di zaman di mana Negara Khilafah Islam masih tegak, Syariah Islam masih diterapkan dan dikawal oleh Negara. Sistem pendidikan Islam yang menjadi kunci terbentuknya pribadi-pribadi shalih. Sistem pendidikan Islam menjadikan aqidah Islam sebagai azas dalam pendidikan. Sehingga aqidah Islam akan menjadi pelajaran pertama dalam kurikulum dan adab menjadi bidang studi selanjutnya. Baru kemudian diberikan pelajaran lain seperti fiqh, bahasa Arab dan sains. Pendidikan Islam akan disterilkan dari teori-teori sesat seperti teori evolusi charles Darwin.
Selain itu, Negara Islam juga akan mengkondisikan masyarakat untuk bertaqwa. Segala perilaku menyimpang dan maksiat yang akan merusak aqidah dan moral masyarakat akan diberantas. Pelaku kejahatan dihukum berat. Suasana ketaqwaan begitu kental terasa, sangat cocok untuk belajar dan menghasilkan generasi emas. Tidak ada ceritanya hafalan ayat terlupa akibat aurat yang dipertontonkan secara massal. Sebab rimpu sebagai kerudung (khimar) lokal sudah mentradisi.
Dan semua itu hanya terjadi ketika ummat Islam hidup dalam sistem Islamiy. Yakni di dalam Daulah Islam, Khilafah Islamiyyah dan Kerajaan Islam-kerajaan Islam yang menjadi bawahannya. Khilafah Utsmaniyyah dan Kerajaan Islam-kerajaan Islam yang menjadi bawahannya di Nusantara menjadi penjaga Syariah Islam. Mereka menerapkan Syariah Islam.
Jadi, kualitas orang seperti Ruma Sehe hanya dapat kita temukan dalam sistem Islam. Di dalam Khilafah Islam yang menerapkan Syariah Islam.
Maka jika anda menginginkan diri anda atau anak anda memiliki karomah seperti ruma Sehe, anda butuh Syariah dan Khilafah. Insya Allah, Khilaafah inilah yang akan segera tegak sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ.
Akan berlangsung mas kenabian di tengah-tengah kalian selama kurun waktu tertentu yang Allah kehendaki lalu Dia mengangkatnya (berakhir) bila Dia menghendaki untuk mengakhirinya.  Kemudian berlangsung Kekhilafahan menurut sistem Kenabian selama kurun waktu tertentu yang Allah kehendaki lalu Dia mengangkatnya bila Dia menghendaki untuk mengakhirinya. Kemudian berlangsung Mulkan ‘Adhan selama kurun waktu tertentu yang Allah kehendaki lalu Dia mengangkatnya bila Dia menghendaki untuk mengakhirinya.  Kemudian berlangsung pemerintahan diktator selama kurun waktu tertentu yang Allah kehendaki lalu Dia mengangkatnya bila Dia menghendaki untuk mengakhirinya. Kemudian akan berlangsung kembali Kekahalifahan menurut sistem Kenabian.  Kemudian beliau diam.’” (HR. Imam Ahmad)

Jumat, 15 April 2016

Sejarah Kerajaan Dompu

Kambali Dompu Mantoi – Dompu adalah daerah yang cukup minim dalam hal ketersediaan sumber maupun referensi sejarah tertulis. Kalaupun ada, sumber sejarah hanya berupa cerita rakyat atau hanya mengandalkan ingatan para tokoh tua Dompu yang terkadang ingatan tersebut sudah memudar dimakan usia penuturnya. Di dompu, hampir tidak ada bukti fisik yang memberitakan eksistensi sosial politik masyarakat Dompu dahulu kecuali hanya sedikit. Itupun dalam kondisi tidak terawat dan sangat memprihatinkan.
Termasuk di dalamnya adalah istana kerajaan atau kesultanan dompu, sama sekali tidak ada bekas yang tersisa kecuali cerita dari generasi tua. Itupun tak semua orang dapat dengan mudah mengakses informasinya. Sehingga tidak mengherankan jika banyak generasi muda dompu pada hari ini sama sekali buta akan sejarah dompu. Mereka lebih mengenal sejarah majapahit atau sriwijaya karena diajarkan di sekolah.
Tidak seperti Bima yang masih memiliki asi bou dan asi ntoi yang sekarang saling berdampingan sebagai monument yang akan terusdikenang, dompu sama sekali tak memilikinya bahkan bekasnya pun tak Nampak lagi. Hanya sebuah gambar hitam putih yang saat ini menjadi koleksi Museum Sejarah Universitas Leiden Belanda yang dapat kita tatap sebagai gambaran bahwa demikianlah wajah bangunan yang dikatakan sebagai “Paleis van Dompoe” itu.
Foto “Istana” Dompu yang diambil tanggal 5 Agustus 1932, dua tahun sebelum Sultan M. Sirajuddin diasingkan ke Kupang, NTT.
Foto “Istana” Dompu yang diambil tanggal 5 Agustus 1932, dua tahun sebelum Sultan M. Sirajuddin diasingkan ke Kupang, NTT.
Foto Sultan M. Sirajuddin bersama para “abdi dalem” kesultanan Dompu di Depan “Istana” Kediamannya
Foto Sultan M. Sirajuddin bersama para “abdi dalem”
kesultanan Dompu di Depan “Istana” Kediamannya
Lalu di manakah lokasi istanan kerajaan dompu itu?
Menurut cerita rakyat Dompu, yang tentu saja hanya beredar di kalangan keturunan keluarga penduduk yang benar-benar asli Dompu, bahwa pusat pertama Kerajaan Dompu adalah di Tonda, Woja. Legenda itu menyebutkan bahwa ada seorang pangeran dari kerajaan Tulang Bawang, Lampung, yang terdampar di Woja. Ia kemudian bertemu dengan Ncuhi Patakula, penguasa daerah itu. Singkat cerita para Ncuhi, atau kepala suku setanah Dompu pun sepakat untuk mengangkat pangeran ini sebagai raja pertama. Ia kemudian menikahi anak gadis Ncuhi Patakula yang bernama La Komba Rawe. Berarti dapat kita simpulkan dari legenda ini, bahwa di Tonda-lah istana Dompu pertama kali dibangun. Mengingat tradisi masyarakat Dompu sampai saat ini masih membangun rumah dari kayu, maka dapat diduga pula bahwa istana pertama itu terbuat dari kayu sehingga bekasnya tidak lagi Nampak akibat termakan oleh waktu.
Pusat kerajaan yang kedua menurut cerita rakyat turun temurun adalah komplek situs Doro Bata, Kelurahan kandai Satu, Kec. Dompu. Situs Doro Bata berbentuk sebuah bukit setinggi rumah berlantai dua dengan permukaan rata memanjang dari barat ke timur seluas 100 m2. Di sekelilingnya ditemukan banyak bata besar berserakan.
Situs Doro Bata, diduga sebagai bekas Candi atau Pura
Situs Doro Bata, diduga sebagai bekas Candi atau Pura
Foto Situs Doro Bata, Dompu, NTB.
Foto Situs Doro Bata, Dompu, NTB.
Konon di sanalah lokasi istana Kerajaan Dompu dahulu. Namun tidak ada kepastian kapan pusat pemerintahan ini dipindahkan dari Tonda ke Kandai Satu. Dugaan kami bahwa pusat pemerintahan ini dipindah pada masa masuknya agama Hindu ke Dompu. Dalam hal ini, ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, pusat pemerintahan ini dipindahkan oleh raja pertama Dompu. Mengingat ia adalah pangeran dari Kerajaan Tulang Bawang yang berdiri pada Abad VII Masehi. Kerajaan Tulang Bawang adalah kerajaan bercorak Hindu, tidak menutup kemungkinan pangeran yang terdampar di Dompu juga membawa agama Hindu ke Dompu. Dalam kerajaan-kerajaan hindu, istana terletak tak jauh dari tempat ibadah sedangkan tempat ibadah harus memenuhi kriteria nyatur desa. Yakni dikelilingi oleh gunung atau bukit dari empat penjuru mata angin.
Kemungkinan kedua, pusat pemerintahan itu dipindah setelah Kerajaan Dompu ditaklukan oleh Majapahit pada tahun 1357 M. Pada tahun 1545 M, raja Dompu ke Sembilan masuk Islam dan bergelar Sultan Syamsuddin. Ketika Gunung Tambora meletus pada tahun 1815, istana kesultanan yang terletak di tepi Sungai na’e (yakni di situs Dorobata) diduga runtuh atau tertimbun abu vulkanik yang sangat tebal sehingga tidak mungkin lagi ditempati. Sultan Abdul Rasul II yang memerintah waktu itu memerintahkan pembangunan istana kesultanan yang baru di sebelah utara sungai. Yakni di lokasi yang sekrang berdiri masjid Raya Baiturrahim Dompu. Inilah yang membuatnya digelari Sultan Mawa’a Bata Bou (Sang Pembangun Istana Bata Baru).
Foto Masjid Raya Baiturrahman Dompu
Foto Masjid Raya Baiturrahman Dompu
Ketika Sultan Dompu Muhammad Sirajuddin dibuang oleh penjajah Belanda ke Kupang pada tahun 1934, maka otomatis Kesultanan Dompu tidak lagi memiliki pemimpin. Ketika penjajah Jepang masuk pada tahun 1941, mereka menggabungkan Dompu yang tak lagi memiliki sultan menjadi bagian dari Kesultanan Bima. Istana baru inipun dibongkar. Kemungkinan istana inilah yang sempat difoto oleh Belanda tahun 1932 di atas, yakni berlokasi di lokasi Masjid raya sekarang.
Tahun 1947, Dompu kembali memiliki sultan dan pemerintahan sendiri dengan diangkatnya Muhammad Tajul Arifin, anak dari Abdul Wahab bin Muhammad Sirajuddin sebagai sultan yang baru. Penulis menduga, pada masa beliaulah dibangun istana lain yang berlokasi di RSUD Dompu saat ini. Dugaan ini didasarkan pada tulisan dalam majalah Pantjawarna, tahun 22 nomor 17 yang terbit pada bulan Februari tahun 1950. Dalam tulisan tersebut penulis menggambarkan tentang keadaan Dompu pada masa itu secara detail pada halaman 22 dan 23. Di dalam artikel itu dikatakan bahwa: Istana baru hampir rampung dan kemudian akan diatur lain-lain dijalanan dan gedung.

Gambar Denah Lokasi Doro Bata, Waru kali, Masjid Raya, dan RSUD Dompu
Gambar Denah Lokasi Doro Bata, Waru kali,
Masjid Raya, dan RSUD Dompu
Tahun 1958, Dompu resmi berubah menjadi daerah kabupaten berdasarkan UU no. 64 tahun 1958. Dua tahun kemudian, Sultan M.T. Arifin Sirajuddin digantikan oleh H. Abdurrahman Mahmud. Dugaan penulis, saat itulah kantor bupati yang sekarang dibangun dan istana dirubuhkan untuk membangun rumah sakit. Bagaimanapun, dugaan-dugaan di atas masih perlu dibuktikan dengan penelaahan historis. Wallahu a’lam bishawwab
sumber : https://kambalidompumantoi.wordpress.com/