Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarkatuh

Senin, 18 April 2016

Karomah Ruma Sehe Dompu

Kambali Dompu Mantoi – Sebagai seorang ulama yang sangat dekat dengan Allah, seorang Ruma Sehe pasti memiliki banyak kisah karomah. Sebagaimana Ulama-ulama Islam lainnya, Ruma Sehe pastilah diberikan kelebihan berupa karomah oleh Allah yang tidak diberikan kepada orang biasa.
Sebut saja Syekh Abdul Ghani Al-Bimawi Al-Jawi, begitu banyak kisah tentang karomah yang dimiliki oleh kakek dari Syekh Mahdali atau Sehe ‘Boe – ulama kharismatik di Dompu hingga Bima – ini. Di Dompu, pengaruh Ruma Sehe sangat besar bahkan melebihi pengaruh Sangaji (Raja Dompu). Pengaruh itu bahkan bukan hanya sebatas di Dompu, bahkan masyarakat Bima sebagai suku yang serumpun dengan Dompu pun menghormati dan memuliakan seorang Ruma Sehe dan keturunannya. Sebab dahulu, salah seorang Ruma Sehe, yakni Syekh Subuh pernah menjadi hakim agung dalam struktur Kerajaan Islam Bima.
Penghormatan dan pengagungan masyarakat Dompu dan juga Bima terhadap Ruma Sehe sebagai Ulama dapat terlihat hingga kini. Ketika disebut namanya, masyarakat pasti akan berbondong-bondong mengirimkan bacaan Surah Al-Fatihah. Semua itu tidak lain karena penghormatan mereka pada ulama, orang yang dianggap sebagai yang paling taqwa kepada Allah. Hingga kokok ayam pertama menjelang subuh oleh orang Bima dan Dompu dikatakan: koko janga Ruma Sehe (Kokok ayam Tuan Syaikh). Hal ini berasal dari anggapan bahwa Ruma Sehe begitu awal bangun bahkan mungkin mereka tidak tidur sepanjang malam karena sibuk beribadah mendekatkan diri pada Allah. Kokok ayamnya saja sebagai pertanda telah masuk waktu subuh, lebih dini dari ayam lain.
Misalnya saja, menurut kisah, karomah Syekh Abdul Ghani kakek dari Syekh Mahdali (Sehe ‘Boe), secara ajaib pernah menyebabkan Ka’bah miring hanya karena kopiah beliau terpasang miring. Ceritanya, dalam satu majelis di Masjidil Haram beliau sedang berada dengan sejumlah ulama. Seorang di antara mereka merasakan keanehan, melihat Ka’bah miring. Ia pun menyampaikan hal itu kepada pimpinan majelis. Semula para ulama, teman-teman Syekh Abdul Ghani bingung. Tapi pimpinan majelis melihat ke Syekh Abdul Ghani seraya berkata,”Ada orang amat saleh di antara kita.” Dia lalu meminta Syekh Abdul Ghani meluruskan kopiahnya. Setelah kopiah Syekh Abdul Ghani ke posisinya, Ka’bah pun tegak seperti semula.
Dalam kisah lain disebutkan, suatu waktu Syekh Abdul Ghani sedang duduk dalam satu majelis di Masjidil Haram. Pemimpin majelis tiba-tiba mengajukan pertanyaan nyeleneh kepada Syekh Abdul Ghani tentang Allah. “Syekh Abdul Ghani, menurut tuan Allah sedang melakukan apa sekarang?” bertanya pimpinan majelis. Syekh Abdul Ghani tidak langsung menjawab pertanyaan tersebut. Sejurus beliau diam, lalu berkata, “Tuan, boleh kita bertukar tempat?” kata Syekh Abdul Ghani seraya meminta ketua majelis turun dari mimbar, untuk kemudian Syekh Abdul Ghani duduk di tempat tersebut. Setelah di mimbar, Syekh Abdul Ghani berkata, “adapun yang dilakukan Allah adalah baru saja menggeser posisi duduk saya dengan tuan.” Pimpinan majelis menyatakan puas dan kagum pada Syekh Abdul Ghani.
Kemampuan Syekh Abdul Ghani mengetahui sesuatu sebelum ditunjukkan atau mengerti tanpa belajar dikatakan memiliki ilmu laduni. hanya ulama-ulama yang sudah benar-benar hubullah atau cinta Allah yang bisa memiliki ilmu tersebut. Dalam satu perjalanan ibadah haji dari Mekah ke Madinah, Syekh Abdul Ghani pernah mendapat keajaiban. Beliau berjalan dengan beberapa orang dalam rombongan. Di tengah perjalanan, rombongan itu menemukan sesosok mayat yang membusuk. Teman-teman Syekh Abdul Ghani menjauhi mayat itu karena bau. Sebaliknya Syekh Abdul Ghani mengurus mayat tersebut dan menguburkannya. Ketika Syekh Abdul Ghani hendak menutup lubang kubur, mayat itu tiba-tiba berbicara dan memberitahukan sejumlah rahasia kepada Syekh Abdul Ghani. Mayat itu ternyata jelmaan malaikat. Salah satu rahasia tersebut adalah jawaban dari sayembara unik yang diselenggarakan oleh Pemerintah Khilafah Utsmaniyyah yang akan digelar di Mekah. Saat itu, Negara Islam Khilafah Utsmaniyyah memerintah wilayah dari Maroko sampai Kesultanan-kesultanan di Nusantara. Hijaz (Jazirah Arab) adalah salah satu Provinsi Khilafah Utsmaniyyah. Sekembalinya ke Mekah, Syekh Abdul Ghani mengikuti sayembara itu dan di luar dugaan ternyata mampu menebak isi bungkusan yang disodorkan kepadanya. Yakni berupa tulisan Surat Al-Ikhlas. Atas kemampuannya, Syekh Abdul Ghani memperoleh tanah wakaf dari Syarif Mekah, gubernur (Arab: wali) Khilafah Utsmaniyyah untuk wilayah Hijaz.
.
Rahasia Karomah Para Ruma Sehe
Rahasia karomah seorang ulama sejatinya adalah karena kedekatan mereka pada Allah. Dan kedekatan ini hanya dapat dibangun dengan bertaqwa pada-Nya. Yakni mematuhi Syariah Islam yang telah diturunkan oleh Allah SWT. Mematuhi Syariah artinya menjauhi seluruh larangan Allah dan melaksanakan seluruh perintah Allah. Zaman dahulu, tidaklah mengherankan kita banyak menemukan ulama dengan karomah dari Allah. Mengapa? Sebab dahulu Syariah Islam masih tegak secara sempurna seluruhnya oleh institusi pelaksananya.
Sebagaimana Imam Al-Ghazali menulis di dalam kitabnya Iqthishad fi al i’tiqad bahwa institusi penjaga (yakni pelaksana) Syariah Islam adalah Ash sulthan (baca: Kekuasaan, Negara). Negara itu menurut hadis Rasul, berbentuk Sistem Khilafah yang berbeda dengan sistem demokrasi kapitalis maupun demokrasi sosialis. Negara Khilafah ini pernah berdiri selama 13 abad lamanya dan tidak pernah hilang dari muka Bumi keculai setelah Inggris menghancurkannya dan secara resmi menghapuskannya pada 3 Maret 1924. Keberhasilan Inggris ini adalah hasil dari usaha keas kaum Yahudi dan Kristen selama hampir sepuluh Abad lamanya. Dan baru berhasil dilaksanakan lewat agen mereka, Mustafa Kemal Attaturk.
Adapun di Dompu, Syariah Islam telah diterapkan oleh Kerajaan Islam Dompo atau Kesultanan Dompo. Wajar jika manusia bisa bertaqwa, bisa dekat dengan Allah. Karena manusia dapat dengan mudah melaksanakan perintah Allah dan dipaksa oleh negara untuk meninggalkan seluruh larangan-Nya. Para Ruma Sehe bahkan merupakan individu yang menjadi tumpuan pengawalan dalam penerapan Syariah Islam di Dompu dan juga Bima. Jasa mereka sangat besar bagi Dou Sapaju Dana Dompu dalam penerapan Syariah Islam oleh negara. Ketika penguasa keliru dalam kebijakannya, para Ruma Sehe-lah orang pertama yang akan mengoreksi mereka agar penguasa itu kembali mematuhi Syariah Islam. Wajar jika Allah sangat mencintai Ruma Sehe dan memberikan keistimewaan untuk mereka berupa karomah. Kecintaan Allah pada mereka mengakibatkan manusia juga mencintai mereka. Barangsiapa dicintai oleh penduduk langit pasti akan dicintai pula oleh penduduk Bumi.
Kedekatan para Ruma Sehe dengan Allah inilah rahasia karomahnya. Ketika seorang manusia dekat dengan Allah, maka Allah akan selalu hadir menjaganya, Allah akan mengabulkan doanya dan menolongnya ketika manusia itu memohon pertolongan. Dalam sebuah hadis Qudsi, Allah berfirman:
“Barangsiapa menghinakan kekasih-Ku (wali-Ku), ia telah terang-terangan memusushi-Ku. Wahai anak adam, engkau tidak akan mendapatkan apa saja yang ada pada-Ku kecuali dengan melaksanakan perkara yang telah Aku fardhukan kepadamu. Hamba-Ku yang terus menerus mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan melaksanakan ibadah sunnah, maka Aku pasti akan mencintainya. Maka (jika Aku telah mencintainya) Aku akan menjadi hatinya yang ia berpikir dengannya, Aku akan menjadi lisannya yang ia berbicara dengannya, Aku akan menjadi matanya yang ia melihat dengannya. Jika ia berdoa kepada-Ku, maka pasti Aku akan mengabulkannya. Jika ia meminta kepada-Ku, maka pasti aku akan memberinya. Jika ia meminta pertolongan kepada-Ku maka pasti Aku akan menolongnya.” (Hadis riwayat Imam Ath Thabrani dalam Kitab Al-Kabiyr).
.
Karomah Sehe ‘Boe
Banyak cerita masyarakat mengenai karomah para ruma sehe. Ada cerita yang mengatakan bahwa mereka dapat hadir shalat di Masjidil Haram, dapat berpindah tempat dari Dompu ke Makkah secara ghaib, dll. Namun semua cerita itu menurut MADA semuanya tidak dapat dipertanggungjawabkan. Semuanya hanya klenik yang berbahaya bagi aqidah seorang muslim. Namun saya menemukan satu karomah luar biasa yang dimiliki oleh Para Ruma Sehe, termasuk Ruma Sehe Mahdali. Yakni ketundukan manusia kepadanya.
Tahukah anda bahwa ketundukan dan kepatuhan orang lain kepada seorang Ulama adalah termasuk karomah? Karena tidak semua orang yang berbicara agama akan diikuti perintah atau ucapannya. Orang biasa yang berbicara, sangat berbeda hasilnya dengan ucapan dari ulama. Meskipun topik yang dibahas sama dan dalil yang diucapkannya tak beda.
Ketaqwaan, kedekatan dengan Allah azza wa jalla, dan juga kecintaannya pada Allah itulah yang membuat seorang manusia karomah dalam ucapannya. Meskipun retorikanya tidak lincah, meskipun teknik penyampaiaannya biasa saja. Dalam hal ini, Ruma Sehe Mahdali rahimahullah memiliki semuanya. Sehingga beliau begitu dihormati, ucapannya diikuti, perintahnya ditaati, teladannya dicontohi. Begitu kita menyebut namanya maka ribuan orang akan langsung membacakan Al-Fatihah untuknya. Itulah karomah beliau. Jadi, tak perlu mencari-cri cerita klenik atas karomah beliau.
.
Kita Bisa ‘Menciptakan’ Orang Dengan karomah Seperti Syekh Mahdali
Patut kita bertanya, sistem apakah yang kemudian menghasilkan kualitas orang seperti Ruma Sehe dengan keluasan ilmunya, juga dengan ketaqwaan dan kecintaannya pada Allah?
Ingat, bahwa mereka hidup di zaman di mana Negara Khilafah Islam masih tegak, Syariah Islam masih diterapkan dan dikawal oleh Negara. Sistem pendidikan Islam yang menjadi kunci terbentuknya pribadi-pribadi shalih. Sistem pendidikan Islam menjadikan aqidah Islam sebagai azas dalam pendidikan. Sehingga aqidah Islam akan menjadi pelajaran pertama dalam kurikulum dan adab menjadi bidang studi selanjutnya. Baru kemudian diberikan pelajaran lain seperti fiqh, bahasa Arab dan sains. Pendidikan Islam akan disterilkan dari teori-teori sesat seperti teori evolusi charles Darwin.
Selain itu, Negara Islam juga akan mengkondisikan masyarakat untuk bertaqwa. Segala perilaku menyimpang dan maksiat yang akan merusak aqidah dan moral masyarakat akan diberantas. Pelaku kejahatan dihukum berat. Suasana ketaqwaan begitu kental terasa, sangat cocok untuk belajar dan menghasilkan generasi emas. Tidak ada ceritanya hafalan ayat terlupa akibat aurat yang dipertontonkan secara massal. Sebab rimpu sebagai kerudung (khimar) lokal sudah mentradisi.
Dan semua itu hanya terjadi ketika ummat Islam hidup dalam sistem Islamiy. Yakni di dalam Daulah Islam, Khilafah Islamiyyah dan Kerajaan Islam-kerajaan Islam yang menjadi bawahannya. Khilafah Utsmaniyyah dan Kerajaan Islam-kerajaan Islam yang menjadi bawahannya di Nusantara menjadi penjaga Syariah Islam. Mereka menerapkan Syariah Islam.
Jadi, kualitas orang seperti Ruma Sehe hanya dapat kita temukan dalam sistem Islam. Di dalam Khilafah Islam yang menerapkan Syariah Islam.
Maka jika anda menginginkan diri anda atau anak anda memiliki karomah seperti ruma Sehe, anda butuh Syariah dan Khilafah. Insya Allah, Khilaafah inilah yang akan segera tegak sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ.
Akan berlangsung mas kenabian di tengah-tengah kalian selama kurun waktu tertentu yang Allah kehendaki lalu Dia mengangkatnya (berakhir) bila Dia menghendaki untuk mengakhirinya.  Kemudian berlangsung Kekhilafahan menurut sistem Kenabian selama kurun waktu tertentu yang Allah kehendaki lalu Dia mengangkatnya bila Dia menghendaki untuk mengakhirinya. Kemudian berlangsung Mulkan ‘Adhan selama kurun waktu tertentu yang Allah kehendaki lalu Dia mengangkatnya bila Dia menghendaki untuk mengakhirinya.  Kemudian berlangsung pemerintahan diktator selama kurun waktu tertentu yang Allah kehendaki lalu Dia mengangkatnya bila Dia menghendaki untuk mengakhirinya. Kemudian akan berlangsung kembali Kekahalifahan menurut sistem Kenabian.  Kemudian beliau diam.’” (HR. Imam Ahmad)

Tidak ada komentar: