Kambali Dompu Mantoi –
Sebagai seorang ulama yang sangat dekat dengan Allah, seorang Ruma Sehe
pasti memiliki banyak kisah karomah. Sebagaimana Ulama-ulama Islam
lainnya, Ruma Sehe pastilah diberikan kelebihan berupa karomah oleh
Allah yang tidak diberikan kepada orang biasa.
Sebut saja Syekh Abdul Ghani Al-Bimawi
Al-Jawi, begitu banyak kisah tentang karomah yang dimiliki oleh kakek
dari Syekh Mahdali atau Sehe ‘Boe – ulama kharismatik di Dompu hingga
Bima – ini. Di Dompu, pengaruh Ruma Sehe sangat besar bahkan melebihi
pengaruh Sangaji (Raja Dompu). Pengaruh itu bahkan bukan hanya sebatas
di Dompu, bahkan masyarakat Bima sebagai suku yang serumpun dengan Dompu
pun menghormati dan memuliakan seorang Ruma Sehe dan keturunannya.
Sebab dahulu, salah seorang Ruma Sehe, yakni Syekh Subuh pernah menjadi
hakim agung dalam struktur Kerajaan Islam Bima.
Penghormatan dan pengagungan masyarakat
Dompu dan juga Bima terhadap Ruma Sehe sebagai Ulama dapat terlihat
hingga kini. Ketika disebut namanya, masyarakat pasti akan
berbondong-bondong mengirimkan bacaan Surah Al-Fatihah. Semua itu tidak
lain karena penghormatan mereka pada ulama, orang yang dianggap sebagai
yang paling taqwa kepada Allah. Hingga kokok ayam pertama menjelang
subuh oleh orang Bima dan Dompu dikatakan: koko janga Ruma Sehe (Kokok ayam Tuan Syaikh). Hal ini berasal dari anggapan bahwa Ruma Sehe
begitu awal bangun bahkan mungkin mereka tidak tidur sepanjang malam
karena sibuk beribadah mendekatkan diri pada Allah. Kokok ayamnya saja
sebagai pertanda telah masuk waktu subuh, lebih dini dari ayam lain.
Misalnya saja, menurut kisah, karomah
Syekh Abdul Ghani kakek dari Syekh Mahdali (Sehe ‘Boe), secara ajaib
pernah menyebabkan Ka’bah miring hanya karena kopiah beliau terpasang
miring. Ceritanya, dalam satu majelis di Masjidil Haram beliau sedang
berada dengan sejumlah ulama. Seorang di antara mereka merasakan
keanehan, melihat Ka’bah miring. Ia pun menyampaikan hal itu kepada
pimpinan majelis. Semula para ulama, teman-teman Syekh Abdul Ghani
bingung. Tapi pimpinan majelis melihat ke Syekh Abdul Ghani seraya
berkata,”Ada orang amat saleh di antara kita.” Dia lalu meminta Syekh
Abdul Ghani meluruskan kopiahnya. Setelah kopiah Syekh Abdul Ghani ke
posisinya, Ka’bah pun tegak seperti semula.
Dalam kisah lain disebutkan, suatu waktu
Syekh Abdul Ghani sedang duduk dalam satu majelis di Masjidil Haram.
Pemimpin majelis tiba-tiba mengajukan pertanyaan nyeleneh
kepada Syekh Abdul Ghani tentang Allah. “Syekh Abdul Ghani, menurut tuan
Allah sedang melakukan apa sekarang?” bertanya pimpinan majelis. Syekh
Abdul Ghani tidak langsung menjawab pertanyaan tersebut. Sejurus beliau
diam, lalu berkata, “Tuan, boleh kita bertukar tempat?” kata Syekh Abdul
Ghani seraya meminta ketua majelis turun dari mimbar, untuk kemudian
Syekh Abdul Ghani duduk di tempat tersebut. Setelah di mimbar, Syekh
Abdul Ghani berkata, “adapun yang dilakukan Allah adalah baru saja
menggeser posisi duduk saya dengan tuan.” Pimpinan majelis menyatakan
puas dan kagum pada Syekh Abdul Ghani.
Kemampuan Syekh Abdul Ghani mengetahui
sesuatu sebelum ditunjukkan atau mengerti tanpa belajar dikatakan
memiliki ilmu laduni. hanya ulama-ulama yang sudah benar-benar hubullah
atau cinta Allah yang bisa memiliki ilmu tersebut. Dalam satu
perjalanan ibadah haji dari Mekah ke Madinah, Syekh Abdul Ghani pernah
mendapat keajaiban. Beliau berjalan dengan beberapa orang dalam
rombongan. Di tengah perjalanan, rombongan itu menemukan sesosok mayat
yang membusuk. Teman-teman Syekh Abdul Ghani menjauhi mayat itu karena
bau. Sebaliknya Syekh Abdul Ghani mengurus mayat tersebut dan
menguburkannya. Ketika Syekh Abdul Ghani hendak menutup lubang kubur,
mayat itu tiba-tiba berbicara dan memberitahukan sejumlah rahasia kepada
Syekh Abdul Ghani. Mayat itu ternyata jelmaan malaikat. Salah satu
rahasia tersebut adalah jawaban dari sayembara unik yang diselenggarakan
oleh Pemerintah Khilafah Utsmaniyyah
yang akan digelar di Mekah. Saat itu, Negara Islam Khilafah Utsmaniyyah
memerintah wilayah dari Maroko sampai Kesultanan-kesultanan di
Nusantara. Hijaz (Jazirah Arab) adalah salah satu Provinsi Khilafah
Utsmaniyyah. Sekembalinya ke Mekah, Syekh Abdul Ghani mengikuti
sayembara itu dan di luar dugaan ternyata mampu menebak isi bungkusan
yang disodorkan kepadanya. Yakni berupa tulisan Surat Al-Ikhlas. Atas
kemampuannya, Syekh Abdul Ghani memperoleh tanah wakaf dari Syarif
Mekah, gubernur (Arab: wali) Khilafah Utsmaniyyah untuk wilayah Hijaz.
.
Rahasia Karomah Para Ruma Sehe
Rahasia karomah seorang ulama sejatinya
adalah karena kedekatan mereka pada Allah. Dan kedekatan ini hanya dapat
dibangun dengan bertaqwa pada-Nya. Yakni mematuhi Syariah Islam yang
telah diturunkan oleh Allah SWT. Mematuhi Syariah artinya menjauhi
seluruh larangan Allah dan melaksanakan seluruh perintah Allah. Zaman
dahulu, tidaklah mengherankan kita banyak menemukan ulama dengan karomah
dari Allah. Mengapa? Sebab dahulu Syariah Islam masih tegak secara
sempurna seluruhnya oleh institusi pelaksananya.
Sebagaimana Imam Al-Ghazali menulis di dalam kitabnya Iqthishad fi al i’tiqad bahwa institusi penjaga (yakni pelaksana) Syariah Islam adalah Ash sulthan
(baca: Kekuasaan, Negara). Negara itu menurut hadis Rasul, berbentuk
Sistem Khilafah yang berbeda dengan sistem demokrasi kapitalis maupun
demokrasi sosialis. Negara Khilafah ini pernah berdiri selama 13 abad
lamanya dan tidak pernah hilang dari muka Bumi keculai setelah Inggris
menghancurkannya dan secara resmi menghapuskannya pada 3 Maret 1924.
Keberhasilan Inggris ini adalah hasil dari usaha keas kaum Yahudi dan
Kristen selama hampir sepuluh Abad lamanya. Dan baru berhasil
dilaksanakan lewat agen mereka, Mustafa Kemal Attaturk.
Adapun di Dompu, Syariah Islam telah
diterapkan oleh Kerajaan Islam Dompo atau Kesultanan Dompo. Wajar jika
manusia bisa bertaqwa, bisa dekat dengan Allah. Karena manusia dapat
dengan mudah melaksanakan perintah Allah dan dipaksa oleh negara untuk
meninggalkan seluruh larangan-Nya. Para Ruma Sehe bahkan merupakan
individu yang menjadi tumpuan pengawalan dalam penerapan Syariah Islam
di Dompu dan juga Bima. Jasa mereka sangat besar bagi Dou Sapaju Dana Dompu
dalam penerapan Syariah Islam oleh negara. Ketika penguasa keliru dalam
kebijakannya, para Ruma Sehe-lah orang pertama yang akan mengoreksi
mereka agar penguasa itu kembali mematuhi Syariah Islam. Wajar jika
Allah sangat mencintai Ruma Sehe dan memberikan keistimewaan untuk
mereka berupa karomah. Kecintaan Allah pada mereka mengakibatkan manusia
juga mencintai mereka. Barangsiapa dicintai oleh penduduk langit pasti
akan dicintai pula oleh penduduk Bumi.
Kedekatan para Ruma Sehe dengan Allah
inilah rahasia karomahnya. Ketika seorang manusia dekat dengan Allah,
maka Allah akan selalu hadir menjaganya, Allah akan mengabulkan doanya
dan menolongnya ketika manusia itu memohon pertolongan. Dalam sebuah
hadis Qudsi, Allah berfirman:
“Barangsiapa menghinakan kekasih-Ku
(wali-Ku), ia telah terang-terangan memusushi-Ku. Wahai anak adam,
engkau tidak akan mendapatkan apa saja yang ada pada-Ku kecuali dengan
melaksanakan perkara yang telah Aku fardhukan kepadamu. Hamba-Ku yang
terus menerus mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan melaksanakan ibadah
sunnah, maka Aku pasti akan mencintainya. Maka (jika Aku telah
mencintainya) Aku akan menjadi hatinya yang ia berpikir dengannya, Aku
akan menjadi lisannya yang ia berbicara dengannya, Aku akan menjadi
matanya yang ia melihat dengannya. Jika ia berdoa kepada-Ku, maka pasti
Aku akan mengabulkannya. Jika ia meminta kepada-Ku, maka pasti aku akan
memberinya. Jika ia meminta pertolongan kepada-Ku maka pasti Aku akan
menolongnya.” (Hadis riwayat Imam Ath Thabrani dalam Kitab Al-Kabiyr).
.
Karomah Sehe ‘Boe
Banyak cerita masyarakat mengenai karomah
para ruma sehe. Ada cerita yang mengatakan bahwa mereka dapat hadir
shalat di Masjidil Haram, dapat berpindah tempat dari Dompu ke Makkah
secara ghaib, dll. Namun semua cerita itu menurut MADA semuanya tidak
dapat dipertanggungjawabkan. Semuanya hanya klenik yang berbahaya bagi
aqidah seorang muslim. Namun saya menemukan satu karomah luar biasa yang
dimiliki oleh Para Ruma Sehe, termasuk Ruma Sehe Mahdali. Yakni
ketundukan manusia kepadanya.
Tahukah anda bahwa ketundukan dan
kepatuhan orang lain kepada seorang Ulama adalah termasuk karomah?
Karena tidak semua orang yang berbicara agama akan diikuti perintah atau
ucapannya. Orang biasa yang berbicara, sangat berbeda hasilnya dengan
ucapan dari ulama. Meskipun topik yang dibahas sama dan dalil yang
diucapkannya tak beda.
Ketaqwaan, kedekatan dengan Allah azza wa
jalla, dan juga kecintaannya pada Allah itulah yang membuat seorang
manusia karomah dalam ucapannya. Meskipun retorikanya tidak lincah,
meskipun teknik penyampaiaannya biasa saja. Dalam hal ini, Ruma Sehe
Mahdali rahimahullah memiliki semuanya. Sehingga beliau begitu
dihormati, ucapannya diikuti, perintahnya ditaati, teladannya dicontohi.
Begitu kita menyebut namanya maka ribuan orang akan langsung membacakan
Al-Fatihah untuknya. Itulah karomah beliau. Jadi, tak perlu mencari-cri
cerita klenik atas karomah beliau.
.
Kita Bisa ‘Menciptakan’ Orang Dengan karomah Seperti Syekh Mahdali
Patut kita bertanya, sistem apakah yang
kemudian menghasilkan kualitas orang seperti Ruma Sehe dengan keluasan
ilmunya, juga dengan ketaqwaan dan kecintaannya pada Allah?
Ingat, bahwa mereka hidup di zaman di
mana Negara Khilafah Islam masih tegak, Syariah Islam masih diterapkan
dan dikawal oleh Negara. Sistem pendidikan Islam yang menjadi kunci
terbentuknya pribadi-pribadi shalih. Sistem pendidikan Islam menjadikan
aqidah Islam sebagai azas dalam pendidikan. Sehingga aqidah Islam akan
menjadi pelajaran pertama dalam kurikulum dan adab menjadi bidang studi
selanjutnya. Baru kemudian diberikan pelajaran lain seperti fiqh, bahasa
Arab dan sains. Pendidikan Islam akan disterilkan dari teori-teori
sesat seperti teori evolusi charles Darwin.
Selain itu, Negara Islam juga akan
mengkondisikan masyarakat untuk bertaqwa. Segala perilaku menyimpang dan
maksiat yang akan merusak aqidah dan moral masyarakat akan diberantas.
Pelaku kejahatan dihukum berat. Suasana ketaqwaan begitu kental terasa,
sangat cocok untuk belajar dan menghasilkan generasi emas. Tidak ada
ceritanya hafalan ayat terlupa akibat aurat yang dipertontonkan secara
massal. Sebab rimpu sebagai kerudung (khimar) lokal sudah mentradisi.
Dan semua itu hanya terjadi ketika ummat
Islam hidup dalam sistem Islamiy. Yakni di dalam Daulah Islam, Khilafah
Islamiyyah dan Kerajaan Islam-kerajaan Islam yang menjadi bawahannya.
Khilafah Utsmaniyyah dan Kerajaan Islam-kerajaan Islam yang menjadi
bawahannya di Nusantara menjadi penjaga Syariah Islam. Mereka menerapkan
Syariah Islam.
Jadi, kualitas orang seperti Ruma Sehe
hanya dapat kita temukan dalam sistem Islam. Di dalam Khilafah Islam
yang menerapkan Syariah Islam.
Maka jika anda menginginkan diri anda
atau anak anda memiliki karomah seperti ruma Sehe, anda butuh Syariah
dan Khilafah. Insya Allah, Khilaafah inilah yang akan segera tegak
sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا
شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ
يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ
فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ
اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا
شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ
يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ
اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا
ثُمَّ تَكُونُ خِلافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ.
Akan berlangsung mas kenabian
di tengah-tengah kalian selama kurun waktu tertentu yang Allah
kehendaki lalu Dia mengangkatnya (berakhir) bila Dia menghendaki untuk
mengakhirinya. Kemudian berlangsung Kekhilafahan menurut sistem
Kenabian selama kurun waktu tertentu yang Allah kehendaki lalu Dia
mengangkatnya bila Dia menghendaki untuk mengakhirinya. Kemudian
berlangsung Mulkan ‘Adhan selama kurun waktu tertentu
yang Allah kehendaki lalu Dia mengangkatnya bila Dia menghendaki untuk
mengakhirinya. Kemudian berlangsung pemerintahan diktator selama kurun
waktu tertentu yang Allah kehendaki lalu Dia mengangkatnya bila Dia
menghendaki untuk mengakhirinya. Kemudian akan berlangsung kembali Kekahalifahan menurut sistem Kenabian. Kemudian beliau diam.’” (HR. Imam Ahmad)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar